Kamis, 31 Maret 2011

Mee Too

Kalau di dalam bahasa "marketing" produk yang selalu mengikuti karya orang lain disebut "me too".

Di Indonesia ini sangat banyak sekali produk-produk yang bersifat "me too" entah itu niru merknya, niru modelnya, niru bahannya, niru warnanya, dan banyak lagi deh. Kalau dalam hal yang satu ini rasanya negara ini dapat dikatakan sangat hebat. Apakah hal ini sah/halal? Ini sebuah pertanyaan yang susah jawabannya karena semuanya tergantung dari hati nurani. Karena dalam bahasa "bisnis" biasanya apapun halal asal tidak merampok, mencuri dan memakan uang pelanggan. Tetapi sebenarnya kalau kita melihat dari sudut lain sebenarnya tindakan "me too" itu juga merupakan tindakan "merampok , mencuri dan memakan uang orang lain" secara tersirat. Merampok ide orang, mencuri brand image orang, memakan berkat orang lain.. Jadi harusnya hal itu "tidak halal" bukan?? 

Tetapi bangsa ini sangat pandai bersilat lidah. Ga tau kenapa pendidikan ini rasanya tidak diajarkan disekolah tetapi kalau disuruh memberi alasan rasanya bisa keluar berbagai alasan yang nampaknya "bisa ditoleransi".

Sebenarnya bukan tidak boleh "meniru" dalam konotasi positif. Sah-sah saja seseorang ingin membuat produk yang sama untuk memenuhi permintaan (demand) yang ada dalam suatu industri tetapi harusnya tambahkanlah "added value" yang dimilikinya sehingga akhirnya produk itu bukan merupakan produk "me too" yang sama sekali tidak ada nilai diri kita didalamnya alias cuma copas saja.

Misalnya : Orang buat tas dari daun pandan, terus pasar tas ini berkembang bisa saja kita juga membuat tas dari daun pandan dengan "model yang berbeda2" dan juga ditambahkan daun eceng gondokkah atau daun jagung, dll yang intinya kita membuat "sesuatu yang baru".

Kenapa saya menulis hal ini?? Karena terus terang hal ini sangat mengganggu dan bisa membuat orang "kreatif" menjadi malas berkreasi. Saya menuliskannya supaya orang yang meniru bisa berpikir lagi dan orang yang ditiru tidak berkecil hati.

Jangan pernah berhenti berpikir kreatif karena kita memang tidak diciptakan untuk menjadi "me too", bersyukurlah apabila karya2 anda ditiru orang lain karena itu artinya anda diperhitungkan. Janganlah pernah berkhayal bahwa dunia ini akan memberi keadilan pada anda , karena pada dasarnya kita hidup di dunia yang penuh ketidak adilan. Biarkanlah keadilan itu menjadi "haknya Tuhan". Teruslah berkarya

Untuk para peniru, cobalah anda berpikir apabila anda diposisi orang yang ditiru bagaimana perasaannya. Bukankah anda juga memerlukan orang2 kreatif untuk dapat tetap bertahan dan hidup dalam industri itu, krn itu hargailah mereka dan berusahalah untuk tidak melakukan "peniruan secara langsung" tetapi kembangkanlah diri anda. Sekali anda menjadi peniru selamanya akan berkutat dan selalu mencari orang2 yang bisa anda tiru . 

Note :
Hai engkau yang selalu meniruku cobalah sadar sedikit saya ini juga manusia biasa. Masa niru ga tanggung2 gitu sih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar