Minggu, 13 Maret 2011

Wanita sebaiknya berkarir atau menjadi ibu rumah tangga??

Polemik sering kali terjadi mengenai dua hal tersebut diatas. Setelah menikah sebaiknya wanita bekerja atau tidak bekerja?? berkarir atau menjadi ibu rumah tangga??

Banyak teori, pendapat yang pro disalah satu pilihan diatas. Yang setuju dengan wanita bekerja atau berkarir mengatakan :
1. Sekolah sudah jadi sarjana sayang kalau tidak dipakai ilmunya.
2. Wanita juga perlu eksistensi diri
3. Wanita yang bekerja membuat dirinya lebih update, menarik dan tidak ketinggalan jalan (pola pikir maksudnya)
4. Modern dan tidak memalukan dalam bergaul
dan masih banyak pendapat lainnya lagi dengan lebih detail.

Dan kalau kemudian ditanyakan bgm membagi waktu dengan anak yang ditinggalkan bekerja? Maka teori kualitas pertemuan yang penting bukan kuantitas pertemuan yang dipakai.


Yang setuju wanita menjadi ibu rumah tangga :
1. Wanita itu harus bertanggung jawab menjadi ibu yang baik bagi anak2nya
2. Diam dirumah bukan berarti tidak gaul dan tidak bisa eksis.
3. Menjadi ibu itu sudah merupakan bagian dari tugas wanita
dan masih banyak pendapat lainnya lagi secara detail.


Lalu mana yang benar dan mana yang salah?? Kalau menurut saya pribadi dalam hal ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Bukankah hidup ini sebuah pilihan dan setiap orang berhak untuk menentukan pilihannya. Setiap wanita itu merupakan mahluk merdeka yang bebas menentukan apa pilihannya.


Menurut saya yang terpenting itu adalah unsur "kebahagiaan" dari diri kita. Kalau kita merasa senang bekerja karena dengan demikian "self esteem" terpenuhi, maka bekerjalah dengan baik. Asal.... ada asalnya nih.. jangan menjadikan "karir" itu diatas segalanya, tetap "keluarga" menjadi prioritas utama. Dibandingkan kalau sebenarnya si wanita suka bekerja tetapi "dipaksa" menjadi ibu rumah tangga. Maka yang dilakukannya sebagai ibu rumah tanggapun akan menjadi suatu "beban" baginya karena dia tidak suka , sehingga ybs menjadi wanita yang tidak bahagia. Semuanya dianggap sebagai suatu "kewajiban belaka". Apabila hal ini berlangsung lama maka ybs dapat menjadi ibu rumah tangga yang bermasalah baik untuk anaknya maupun suaminya. Karena dia melakukannya bukan dengan "hati senang" . 


Tetapi ada juga yang sebenarnya sukaaa menjadi ibu rumah tangga tetapi keadaan yang memaksa ( faktor ekonomi ) yang menyebabkannya harus bekerja. Nah ini juga biasanya wanita tersebut kurang berprestasi dalam pekerjaannya krn dia menjalankannya karena "terpaksa" dan hanya kewajiban saja (karyawan yang hanya menunggu gaji bulanan istilahnya). Dia berpikir kalau nanti sudah mapan saya tidak akan bekerja lagi. Jadi apapun yang dilakukan karena terpaksa itu selalu tidak optimal


Ibu Rumah Tangga yang menentukan pilihan dengan "hati senang" itu juga tidak kalah update dengan wanita bekerja. Karena sesuatu yang dilakukan dengan hati senang pastilah akan optimal. Hasilnya akan kelihatan pada "pribadi" dari wanita tersebut.


Sekarang dengan majunya tehnologi sebenarnya wanita lebih memiliki banyak kesempatan untuk melakukan keduanya secara independen ( bekerja sendiri ) tanpa ada keterikatan waktu dan jam kerja. Jadi kalau ingin "self esteem" dengan cara bekerja, maka ybs bisa melakukannya dari rumah sambil mengurus keperluan rumah tangga. Hanya kalau melakukan ke dua fungsi ini tetap saja wanita dituntut untuk bisa profesional menempatkan urusan rumah tangga dulu baru usaha independen tersebut, karena biasanya kalau usaha independen itu sudah bernilai besar kadang wanita cenderung lebih memikirkannya dibandingkan urusan rumah tangga.


Aaaah saya tidak mau berpolemik juga karena saya hidup di dua dunia tersebut pernah menjadi ibu rumah tangga, bekerja dan akhirnya independen. Dengan menjalani semua hal ini satu hal saja yang saya dapat belajar... ya itu "lakukanlah apapun dengan penuh rasa syukur dan bahagia untuk diri kita ". Waktu tidak dapat diputar mundur yang ada kita maju terus kedepan. Jadi kalau anda menyesali pilihan anda saat ini jangan melihatnya mundur tetapi segeralah perbaiki untuk dimasa depan.


Jangan berkutat antara menjadi ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja, tetapi jadilah "wanita/ibu yang berbahagia dan penuh rasa syukur".


Selamat hari Wanita International yang sudah kelewat beberapa hari yang lalu !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar